Inspirasi: "Anak Tukang Becak Lulus Cumlaude dan Bermimpi Kuliah di Inggris"

Mugiyono ayah dari Raeni (21) tersenyum Sumringah, kebahagian tertampak dibalik kerut wajahnya. Pada Selasa (10/06/14), saat acara wisuda Universitas Negeri Semarang (Unnes), orang tua dan wisudawan/i yang hadir pada acara tersebut sudah tersita perhatiannya sebelum acara wisuda dimulai dalam gedung.

Sebab, salah seorang wisudawati (Raeni) dari Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini berangkat ke lokasi wisuda dengan kendaraan yang tidak biasa. Ia diantar oleh ayah tercinta dengan kendaraan roda tiga yang digunakan ayahnya pula sebagai alat pencari nafkah.

Dikutip dari situs resmi Unnes, unnes.ac.id, Rabu (11/6/2014), ayahanda Raeni memang bekerja sebagai tukang becak, yang setiap hari mangkal tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal.

Pekerjaan itu dilakoni Mugiyono, setelah ia berhenti sebagai karyawan di pabrik kayu lapis. Sebagai tukang becak, diakuinya, penghasilnnya tak menentu. Sekitar Rp 10–Rp 50 ribu. Karena itu, ia juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp 450 ribu per bulan.

Meski dari keluarga kurang mampu, Raeni berkali-kali membuktikan keunggulan dan prestasinya. Penerima beasiswa Bidikmisi ini beberapa kali memperoleh indeks prestasi 4. Sempurna.

"Saya ingin kuliah di Inggris, semoga bisa dapat beasiswa," Begitu kata Raeni saat beberapa orang menanyakan cita-cita kedepannya nanti. Inggris tak sembarang dipilih. Dia melihat dosennya yang berkuliah di Inggris.

Semoga berita ini menjadi inspirasi bagi masyarakat sekalian, Agar bagi para mahasiswa atau siswa sekolah yang memiliki orang tua dengan pekerjaan yang biasa, harus membuang jauh sikap mindernya dan tetap fokus untuk meraih prestasi.
Share on Google Plus

About Admin

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.